Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas salah satu dari sekian model
pembelajaran yang ada. Yaitu model pembelajaran Hannafin dan Peck. Dalam model
pembelajaran ini Hannafin dan Peck membagi dalam 3 fase. Apa saja sih kira-kira
fase fase tersebut? Berikut saya akan jelaskan.
Simak
yuk guys!
Model
Hannafin dan Peck adalah model desain pembelajaran yang terdiri daripada tiga
fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan
implementasi (Hannafin & Peck,
1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap
fase. Model ini lebih berorientasi produk, melalui tiga fase. Fase-fase
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
® FASE 1
ANALISIS KEBUTUHAN (Needs Assasment)
Fase
pertama, adalah analisis kebutuhan
dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu
media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media
pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh
kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
Menganalisis
kebutuhan menjadi hal dasar dalam mendesin pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Tidak mudah mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
® FASE 2
DESAIN (Design)
fase desain,
informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan
menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk
mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai
tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase
ini adalah dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran
dan objektif media pembelajaran seperti
yang diperoleh dalam fase analisis keperluan. Dalam fase kedua ini, tidak lupa
dilakukan tes atau penilaian sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan
implementasi.
® FASE 3
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI
Penghasilan diagram alur, pengujian, serta
penilaian formatif (dilakukan sepanjang proses pengembangan media) dan
penilaian sumatif (dilakukan setelah media selesai dikembangkan).
Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi
pembuatan diagram alur yang dapat
membantu proses pembuatan media pembelajaran, serta untuk menilai kelancaran media
yang dihasilkan seperti kesinambungan link,penilaian dan pengujian. Hasil dari proses penilaian dan pengujian ini
akan digunakan dalam proses penyesuaian untuk mencapai kualitas media yang
dikehendaki.
v +KELEBIHAN MODEL INI
-Model
yang ber-orientasi produk,sehingga dapat menghasilkan produk.
-Dilakukannya
penilaian dan pengulangan pada tiap fase.
-Adanya
tahap identifikasi kesenjangan padaa fase pertama yang membantu tahap analisis.
v -KEKURANGAN MODEL INI
-model
ini hanya dapat digunakan pada masalah tertentu (tidak umum)
-Lebih
condong dalam pembuatan media
AZMIRA MAULIDINA
1101617078
TEKNOLOGI PENDIDIKAN/C
Komentar
Posting Komentar